Kantor Bahasa NTB Beri Pelatihan Penulisan Cerita Anak Berbahasa Sasambo

MATARAM – Selama tiga hari, 27 sampai 29 Februari 2024, Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penulisan Cerita Anak Berbahasa Daerah Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo).

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, ini diikuti 50 peserta dari berbagai latar belakang. Hadir sebagai narasumber penulis cerita anak asal Bandung, Benny Ramdhani, dan Mashur Hadi yang seorang ilustrator.

Dikatakan oleh Kepala Kantor Bahasa NTB, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum., peserta sebelumnya telah melalui seleksi pembuatan papan cerita anak berbahasa daerah. Dengan bekal tersebut, para peserta digodok selama tiga hari dua malam agar papan cerita yang dihasilkan menjadi matang.  

Puji Retno mengungkapkan bahwa proses kreatif penulisan cerita anak tidak berhenti pada kegiatan ini.

“Kami harap dengan bekal yang telah diberikan Kantor Bahasa, para peserta dapat terus menuangkan gagasan-gagasan kreatifnya. Untuk papan cerita yang telah digarap ini, kami sediakan waktu untuk merevisi dan mematangkannya. Jika membutuhkan layanan konsultasi, kami siap memfasilitasinya,” ungkap Puji Retno.

Dikatakan oleh Puji Retno, pada tahun 2023 Kantor Bahasa NTB mengadakan kegiatan serupa dengan menghasilkan 120 buku cerita anak, rinciannya 60 buku berbahasa daerah dan 60 berbahasa Indonesia.

“Pada tahun ini peserta luring yang papan ceritanya akan kami terbitkan berjumlah 50 orang. Limapuluh peserta ini diharapkan dapat menyelesaikan satu papan cerita yang telah terpilih dan dapat diterbitkan oleh Kantor Bahasa NTB,” kata Puji Retno.

Dijelaskan oleh Puji Retno, dalam pelaksanaannya kegiatan yang berlangsung tiga hari ini dibagi menjadi du akelas kecil berjumlah 25 orang per kelas. Peserta mendaparkan teori dan praktik dengan total 17 jam pelajaran. Pemberi materi dari Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi NTB, Kantor Bahasa NTB, Benny Rhamdani dan Mashur Hadi.

Benny Ramdhani mengatakan bahwa dia merasa senang menjadi narasumber pada kegiatan ini. Dia berharap dari kegiatan ini nantinya akan muncul banyak penulis-penulis cerita anak dari berbagai penjuru Indonesia, tidak melulu dari -kota besar.

“Saya pun merasa senang dengan konsep kegiatan ini karena fokusnya tidak hanya pada output yang berupa buku bacaan, tetapi juga outcome, yaitu para penulis itu sendiri,” tuturnya.

Dengan fokus pada penulisnya, Benny menuturkan bahwa kegiatan ini tidak berakhir di sini. Dengan diberikannya berbagai materi, harapannya para peserta dapat melanjutkan dan mengembangkan ide-idenya di luar kegiatan.

Sementara itu Novita Hidayani, salah seorang peserta, mengaku senang bisa mengikuti bimtek ini. “Saya senang dengan adanya pelatihan untuk penulis-penulis lokal ini, apalagi nanti bukunya akan dimasukkan ke sekolah-sekolah,” kata penulis yang tinggal di Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, ini.(bud)

 

 

Related posts