JAKARTA – Hasil quick count (penghitungan cepat) Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 dari Populi Center per pukul 18.16 WIB dari data yang masuk sebesar 85 persen menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara sebesar 59,38 persen.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih suara 25,12 persen dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. mendapatkan 15,50 persen.
“Ketika data masuk sudah di angka 80—85 persen ke atas, kecil kemungkinan ada perubahan signifikan di posisi masing-masing,” kata peneliti Populi Center Dimas Ramadhan secara virtual dalam kegiatan Live Antara Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu.
Hal itu, kata dia, terutama untuk menyimpulkan apakah pasangan Prabowo-Gibran memenangi pemilu, keluar sebagai pemenang, dan pemilu akan berjalan dalam satu putaran.
“Hemat kami, angka di 80 ke atas sudah bisa disimpulkan,” katanya.
Secara pribadi, lanjut dia, hasil pemilu berdasarkan penghitungan cepat tidak terlalu mengejutkan. Berdasarkan hasil survei yang dirilis pada hari Rabu (7/2) oleh Populi Center, tingkat keterpilihan pasangan calon nomor urut 2 mencapai 52,5 persen, paslon nomor urut 1 sebesar 22,1 persen, dan paslon nomor urut 3 sebanyak 16,9 persen.
Dimas menduga undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) pada akhirnya memutuskan untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran sehingga angka capaian dalam penghitungan cepat sebanyak 59 persen.
Di sisi lain, pihaknya masih menunggu semaksimal mungkin data yang masuk agar lebih percaya diri dalam menyimpulkan temuan dari hasil penghitungan cepat.
Ketika nanti secara psikologis angka persentase data yang masuk sudah cukup, menurut dia, biasanya hasil kesimpulan hitung cepat oleh lembaga survei jika itu dilakukan dengan benar, dengan tahap prosedur, terutama soal sebaran dan pengacakan pemilihan sampel, harusnya itu tidak akan berbeda jauh dengan real count oleh KPU yang itu adalah satu-satunya dasar dari hasil pemilu.
Apabila nanti tidak terlalu banyak gangguan saat penghitungan suara, mulai dari tingkat tempat pemungutan suara (TPS), desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, hingga dikumpulkan secara keseluruhan oleh KPU untuk dijadikan hasil resmi (real count), selisih angka yang tercatat dengan Populi Center tidak akan jauh berbeda.
“Kalau menghitung margin of error untuk hitung cepat itu dengan sampel 2.500 responden, besarannya ialah kurang lebih antara 0,1—0,2 persen selisihnya. Artinya bisa lebih besar 0,2 persen dari KPU, tetapi bisa juga 0,1—0,2 persen di bawah hitung manual KPU,” ucapnya.
Pemilu 2024 meliputi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, Pemilu Anggota DPR RI, Pemilu Anggota DPD RI, pemilu anggota DPRD provinsi, dan pemilu anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.
Sebelumnya, KPU RI mengumumkan peserta Pemilu 2024 sebanyak 18 partai politik nasional, yakni (sesuai dengan nomor urut) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia.
Berikutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.
Selain itu, pemilu anggota legislatif (pileg) juga diikuti enam partai politik lokal, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha’at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
KPU RI juga telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari s.d. 20 Maret 2024.(ant)