Gempa Rusak Bangunan dan Infrastruktur di Pulau Bawean Jatim

Gempa Rusak Puluhan Bangunan di Pulau Bawea

BAWEAN – Kekusyukan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan masyarakat Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Jumat (22/3) tersentak.

Gempa bumi hebat dengan magnitudo 6,0, berpusat di wilayah Tuban, Jawa Timur, sekitar 40 km sebelah barat Pulau Bawean, menimbulkan kepanikan penduduk dan kerusakan bangunan di Bawean.

Halwiyati, salah seorang penduduk Dusun Tanjung Anyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean, menggambarkan momen menakutkan ketika rumahnya mulai retak hanya beberapa saat setelah gempa tersebut.

“Rumah saya retak beberapa saat setelah gempa,” kata Halwiyati.

Bukan hanya rumah Halwiyati yang rusak. Masjid As Sholihin Muhammadiyah di Desa Kotakusuma, Kecamatan Sangkapura, juga mengalami kerusakan serupa. Dinding keramik yang retak dan runtuh mengingatkan akan kekuatan alam yang melampaui batas manusia.

Warga setempat, Kikin, mengungkapkan bahwa mesjid tersebut sudah tidak lagi digunakan untuk shalat, karena sekarang telah ada masjid yang baru.

Bangunan lainnya seperti bank juga tidak luput dari dampak gempa ini. Bangunan bank di Bawean menderita keretakan di dinding ruang ATM.

Sementara itu, di arena pendidikan, jendela sekolah SMAN Sangkapura mengalami kerusakan yang serius, menggambarkan kekuatan gempa yang mengguncang.

Toko-toko di Pulau Bawean juga tidak luput dari kerusakan. Barang-barang di etalase jatuh bersama getaran.

Tidak hanya infrastruktur yang terkena dampak, tetapi juga warga Bawean sendiri. Di Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura, seorang jamaah terluka karena retakan keramik tiang masjid.

“Korban mengalami luka-luka di sekitar kepala. Kejadian sekitar pukul 12.34 WIB,” kata Asep, warga setempat.

Di sisi lain pulau, di Kecamatan Tambak, Desa Telukjatidawang, sebuah rumah mengalami keretakan, menyebabkan kekhawatiran lebih lanjut di tengah-tengah masyarakat.

“Gempa ini seperti suara pesawat lewat di atas rumah, gluduk-gludik begitu bunyinya,” kata Nur Toatillah, warga Desa Sukaoneng.

Sementara BMKG mencatat getaran skala intensitas III-IV MMI di beberapa daerah di Pulau Jawa, mereka juga mencatat beberapa gempa susulan setelah gempa awal.

Meskipun gempa tersebut tidak memicu tsunami, kekhawatiran akan dampak lebih lanjut masih menghantui penduduk setempat.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis sebelumnya menyebutkan jika gempa yang terjadi di Jawa Timur merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” katanya.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Timur di antaranya Tuban dengan skala intensitas IV-V MMI (getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk), Bawean dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Gempa juga dirasakan di Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, dan Yogyakarta dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).(bud)

Related posts