Sudah Saatnya NTB Punya Sekolah Tinggi Seni dan Budaya

Lalu Muhammad Iqbal (paling kiri) menikmati lukisan karya Lalu Syaukani di galeri lukis Taman Budaya NTB.

MATARAM – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah saatnya mempunyai sekolah tinggi seni dan budaya, di mana salah satu fungsinya sebagai centre of challenge terhadap seni dan budaya di NTB.

Demikian disampaikan Lalu Muhammad Iqbal dalam diskusi seni rupa di Taman Budaya NTB, Sabtu (2/3) sore. Selain Iqbal, narasumber lain dalam diskusi yang dipandu Zaini Mohammad ini Lalu Syaukani dan Sunardi Kasim.

Dikatakan Miq Iqbal–sapaan Lalu Muhammad Iqbal–NTB lama tertinggal dengan Yogyakarta, Solo, Bali, Bandung, Jakarta dan Padang yang sudah terlebih dahulu mempunyai sekolah tinggi seni.

“Dengan adanya sekolah tinggi seni dan budaya ini seniman dan budayawan bisa mengekpresikan seninya, tapi juga menjadi centre of challenge,” kata mantan Dubes Indonesia di Turki yang peduli seni budaya ini.

Pria kelahiran Desa/Kecamatan Praya, Lombok Tengah, ini melihat perkembangan kesenian di NTB tidak mengalami kemajuan dan tidak mengalami transformasi ke alam kekinian. Seperti halnya kesenian kendang beleq yang diihat Miq Iqbal masih masih sama dengan 50 tahun lalu. Begitu pula tari.

“Banyak kesenian yang tidak bisa kita transformasikan ke alam kekinian. Jadi budaya berhenti di masa lalu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI ini. “Orang masih melihat seni dan budaya adalah masa lalu sehingga seni dan budaya di Lombok atau NTB tidak berkembang,” tambahnya.

Adanya sekolah tinggi seni dan budaya nantinya seni panggung, seni ukir, seni tradisi dan seni instalasi NTB yang saat ini belum kelihatan akan semakin terlihat.

Menjawab pertanyaan peserta diskusi tentang galeri kesenian (art galery) di Mandalika, Miq Iqbal mengatakan, keberadaan sekolah tinggi seni dan budaya nantinya akan menjadi penopang galeri kesenian di Mandalika.

Galeri seni yang megah, lanjut Miq Iqbal, akan sia-sia kalau tidak ada yang mengisinya, atau diisi oleh pelaku seni di luar NTB. Pasalnya, pada hakikatnya pembangunan bermanfaat pada masyarakat di sekitarnya. Demikian pula dengan galeri kesenian, harus dapat dimanfaatkan terutama oleh seniman di sekitarnya.

Menurut Iqbal sebaiknya di Mandalika ada kegiatan atau even, khususnya kesenian, sepanjang tahun. Bila hanya diadakan sekali setahun akan mudah dilupakan orang.

“Yang kita butuhkan even sepanjang tahun dan art gallery berskala internasional. Tapi harus ada satu hal, yaitu sekolah tinggi seni. Kita harus menciptakan ekosistem seni sekuat dan sebaik mungkin,” kata diplomat muda ini.

Pemikiran mendirikan sekolah tinggi seni dan budaya di NTB mendapat sambutan dari Ana Malika, peserta diskusi dari Sumbawa Barat.

“Saya menyambut baik adanya usulan mendirikan sekolah tinggi seni di NTB. Kehadiran sekolah tinggi seni ini memang terlambat, bahkan sangat terlambat, tapi tidak aapa-apa daripada tidak mempunyai sekolah tinggi seni sama sekali,” kata aktivis perempuan ini.

Adanya sekolah tinggi seni akan sangat bermanfaat kepada generasi muda, khususnya Gen Z, untuk belajar kesenian. Kedua, sekolah tinggi seni ini juga memberdayakan pelaku seni di NTB sebagai pengajar.(bud)

 

Related posts